.
Bayi Bunda Baru Saja Dilahirkan?
Fahami Masa Transisi Pada Bayi Baru Lahir
Selamat ya Bunda dan Ayah....atas kehadiran si mungil di tengah-tengah keluarga ☺
Sungguh sebuah moment yang sangat berarti, dimana selama masa kehamilan Bunda selalu bersama dengan dede bayi, dan saat ini dia sudah benar-benar hadir ditengah-tengah keluarga. Ayah dan Bunda saat ini sudah dapat menyentuhnya secara langsung, memandang setiap gerakan badannya, kedipan matanya, hembusan nafasnya, suara tangisannya, warna kulitnya, melihat berbagai raut wajahnya yang sering berubah, ingin menyampaikan bahasa non-verbalnya bahwa ia ingin digendong, ingin menetek, atau dia sedang tidak nyaman dengan popok/diapersnya yang sudah terisi penuh.....dan berbagai hal lain yang ia tunjukkan, dan ternyata semua ini sangat erat dengan perilaku seorang bayi yang baru lahir, yang sedang menjalani masa-masa Transisinya.
Bagaimana bayi menjalani masa transisi?
Apa kabar bayi di dalam rahim Bunda?
Sebelum dilahirkan, setiap bayi berada didalam kandungan Bunda, yang memberikan secara penuh apapun yang mejadi kebutuhannya. Di dalam rahim, bayi mendapatkan pasokan semua kebutuhannya dari Bunda melalui perantara ari-ari (plasenta) dan tali pusar (umbilikus). Plasenta merupakan bagian dari bayi yang melekat langsung ke dinding rahim Bunda, dan umbilikus merupakan untaian jaringan yang menghubungkan plasenta dengan bayi, bentuknya seperti tali dengan panjang yang berbeda-beda antar bayi.
Saat bayi berada di dalam rahim, Bunda akan memberikan semua yang menjadi kebutuhannya, antara lain:
Kebutuhan nutrisi: karbohidrat, lemak, dan protein, vitamin, dan mineral penting. Nutrisi ini benar-benar dibutuhkan oleh bayi untuk dapat tumbuh (meningkatkan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala, serta pertumbuhan seluruh organ-organ bayi), sehingga setiap bayi mendapatkan nutrisi dengan cukup, akan mencapai percepatan pertumbuhan yang baik dan optimal.
Kebutuhan akan asupan oksigen dan buangan karbondioksida. Seluruh kebutuhan oksigen akan ditransfer oleh Bunda ke bayi. Oksigen berperan dalam proses metabolisme (yaitu proses yang terjadi dengan tujuan mengolah nutrisi menjadi energi dalam tubuh bayi, yang dibutuhkan sepanjang kehidupan bayi).
Zat sisa dari proses metabolisme ini diantaranya karbondioksida, akan dibuang melalui pembuluh darah di dalam tali pusar, yang selanjutnya ditransfer melalui ari-ari dan akan dibantu pembuangannya melalui proses kimiawi tertentu yang terjadi dalam tubuh Bunda. Jika terjadi gangguan dari transfer oksigen dan karbondioksida, akan menyebabkan ancaman terhadap keberlangsungan hidup bayi.
Disamping itu, bayi dalam kandungan akan mendapatkan asupan hormon pertumbuhan, sebagai pendukung proses kimiawi di atas, sehingga energi yang didapatkan dari nutrisi dapat sepenuhnya digunakan bayi untuk bertumbuh secara optimal.
Kebutuhan antibodi akan sepenuhnya didapatkan oleh bayi dari Bunda. Antibodi diperlukan oleh bayi terutama pada saat setelah ia dilahirkan. Berbagai pencetus penyakit infeksi akan ditemui oleh bayi setelah ia dilahirkan. Sehingga untuk beberapa waktu lamanya setelah bayi dilahirkan, maka ia akan memiliki antibodi terhadap beberapa penyakit infeksi, yang langsung ditransfer dari Bunda. Namun, tingkat perlindungan oleh antibodi yang ia dapatkan dari Bunda tidaklah bertahan lama, dan sangat bervariasi kemampuannya dalam memberikan perlindungan. Oleh karena itu, setelah bayi dilahirkan maka ia harus mendapatkan imunisasi untuk tetap mendapatkan perlindungan lanjutan dari berbagai penyakit infeksi.
Masa transisi segera setelah bayi dilahirkan, apa saja tanda-tandanya?
Persalinan merupakan awal dari fase hidup setiap bayi di luar kandungan. Jika sebelumnya bayi didalam kandungan mendapatkan semua kebutuhannya untuk tetap hidup dan betumbuh dari Bunda, maka begitu ia dilahirkan semua aktifitas untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, sepenuhnya harus mampu ia lakukan sendiri. Bayi masuk dalam fase adaptasi, dimana sistem organ yang ada dalam tubuhnya akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya di luar rahim Bunda.
Welcome baby in your live!!
Kemampuan setiap bayi dalam beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya tidaklah sama. Mari kita lihat bagaimana setiap bayi beradaptasi dengan lingkungan barunya dan menjalani masa awalnya di luar rahim Bunda.
Pada bayi normal dan sehat, begitu ia dilahirkan, maka terdengar tangisan kencang yang disertai gerakan seluruh anggota tubuhnya (kaki, tangan, badan). Pada awalnya, mungkin bayi masih tampak agak kebiruan atau pucat, namun seiring dengan tangisan dan aktifitas bernafas yang optimal, maka akan terjadi perubahan pada warna kulit menjadi kemerahan dan bayi tampak segar serta aktif.
Pada tahap ini, proses adapatasi pada bayi terlihat saat ia mampu memfungsikan organ paru-paru dan jantungnya dengan baik. Artinya, bahwa oksigen yang ia hirup melalui aktifitas menangis kencang, masuk melalui saluran pernafasan tanpa hambatan, hingga sampai ke paru-paru dan selanjutnya dipompa dengan baik oleh jantung, hingga terakhir sampai ke organ-organ yang membutuhkannya. Proses ini merupakan tahap awal yang sangat penting bagi bayi dalam mempertahankan diri supaya dapat tetap hidup di luar rahim Bunda.
Suhu udara disekitar ruang bersalin pada umumnya lebih dingin dibandingkan suhu lingkungan bayi di dalam rahim. Setiap bayi akan beradaptasi dengan kondisi ini, dimana peran ini dilakukan oleh sistem yang terdiri dari: kulit sebagai barier terluar dari tubuh bayi akan menghangatkan dan melindungi bayi dari udara dingin. Selain kulit, struktur pemukaan bayi baru lahir dilengkapi dengan lapisan vernix caseosa, yaitu lapisan seperti mentega, berwarna keputihan dan menyelimuti permukan tubuh bayi. Lapisan vernix ini memiliki fungsi yang baik dalam hal membantu menghangatkan badan bayi. Dan lapisan ini akan hilang dengan sendirinya, sehingga Bunda tidak perlu membersihkan lapisan tersebut.
Nah, Bunda dan Ayah sekiranya sekarang sudah faham tentang proses adaptasi awal, dimana bayi harus berhasil melaluinya untuk mempertahankan kehidupannya.
Kami sebagai penolong persalinan akan menilai, apakah bayi yang baru saja dilahirkan memang dalam kondisi stabil, dan siap bertemu dengan Bunda, rawat gabung bayi dan Bunda, dan menjalani langkah-langkah asuhan bayi baru lahir selanjutnya.
Have a tight bonding, a intimate relationship with the baby....keep enjoy to your time together!
Oleh : dr Francisca Y.M.K., Sp.A
Spesialis Anak RS Bayukarta Karawang
Comments